Bangsa ini bukan milik satu agama,satu ras,ataupun satu budaya,ini INDONESIA. #indonesia#negeriku.

Budaya Provinsi Bengkulu Dan Lampung.

1.LAMPUNG
1.Rumah Adat.

 Rumah adat daerah Lampung dinamakan Rumah Nuwo Sesat. Rumah sesat tersebut digunakan untuk musyawarah tertinggi antara marga-marga. Jambat Agung atau Lorong Agung adalah nama tangga menuju Rumah Nuwo Sesat sebagai perlambang marga Lampung. Di atas Lorong Agung
terdapat 3 macam payung berwarna : putih, kuning, dan merah. Putih untuk tingkat marga, kuning untuk tingkat kampong, dan merah untuk tingkat suku.


2.Pakaian Adat.


 
Pria Lampung memakai pakaian adat berupa tutup kepala, baju jas dengan leher tertutup, celana panjang dan berkain songket yang melingkar di pinggang. Sebilah belati terselip didepan perut. Wanitanya memakai tutup kepala melebar dengan bentuk yang khas. Bajunya disebut kawai sadariah dan berkain songket. Perhiasan yang dipakainya adalah anting-anting, pending dan gelang pada kedua belah tangannya. Pakaian ini dipakai sewaktu menghadiri upacara adat dirumah orang tua atau mertua.


3.Tari-tarian Daerah Lampung


a.Tari Sigeh Pengunten



Tari sigeh pengunten (siger penguntin) merupakan salah satu tari kreasi baru dari daerah Lampung. Tari ini merupakan pengembangan dari tari sembah yang merupakan tari tradisi asli masyarakat Lampung. Melalui Peraturan Daerah, Tari Sigeh Pengunten diresmikan sebagai tarian Lampung dalam penyambutan tamu penting. Koreografi tari ini juga mengambil unsur dari berbagai tari tradisional Lampung untuk merepresentasikan budaya Lampung yang beragam.

Tari sembah telah umum ditampilkan sebagai bagian dari ritual penyambutan tamu dalam acara-acara resmi seperti prosesi pernikahan. Tari ini menggambarkan ekspresi kegembiraan atas kedatangan para tamu undangan. Selain itu, makna esensial dari tari ini merupakan bentuk penghormatan kepada para tamu undangan yang hadir. Dalam tari ini, para penari mengekspresikan hal tersebut dalam rangkaian gerakan yang luwes, ramah, dan penuh kehangatan.

b.Tarian Cangget




Tarian Cangget merupakan Tarian yang menggambarkan pergaulan yang dilakukan oleh muda mudi untuk mencari jodoh. Waktu Tari Cangget ditarikan biasanya para orang tua memperhatikan dan menilai gerak-gerik mereka dalam membawakan tarian ini. Kegiatan seperti ini oleh masyarakat Lampung disebut dengan nindai. Tujuannya pun tidak hanya sekedar melihat gerak-gerik pemuda atau pemudi saat sedang menarikan Tari Cangget, melaiinkan juga untuk melihat kehalusan budi, ketangkasan dan keindahan ketika mereka berdandan dan mengenakan pakaian adat Lampung.

Macam-macam Tari Cangget
Tarian cangget yang menjadi ciri khas orang Lampung ini sebenarnya terdiri dari beberapa macam, yaitu:

  • Cengget Nyambuk Temui, adalah tarian yang dibawakan oleh para pemuda dan pemudi dalam upacara menyambut tamu agung yang berkunjung ke daerahnya. 
  • Cangget Bakha, adalah tarian yang dimainkan oleh pemuda dan pemudi pada saat bulat purnama atau setelah selesai panen (pada saat upacara panen raya). 
  • Cangget Penganggik, adalah tarian yang dimainkan oleh pemuda dan pemudi saat mereka menerima anggota baru. Yang dimaksud sebagai anggota baru adalah pada pemuda dan atau pemudi yang telah berubah statusnya dari kanak-kanak menjadi dewasa. Perubahan status ini terjadi setelah mereka melalukan upacara busepei (kikir gigi). 
  •  Cangget Pilangan, adalah tarian yang dimainkan oleh para pemuda dan pemudi pada saat mereka melepas salah seorang anggotanya yang akan menikah dan pergi ke luar dari desa, mengikuti isteri atau suaminya. 
  •   Cangget Agung adalah tarian yang dimainkan oleh para pemuda dan pemudi pada saat ada upacara adat pengangkatan seseorang menjadi Kepala Adat (Cacak Pepadun). Pada saat upacara pengangkatan ini, apabila Si Kepala Adat mempunyai seorang anak gadis, maka gadis tersebut akan diikutsertakan dalam tarian cangget agung dan setelah itu ia pun akan dianugerahi gelar Inten, ujian, Indoman atau Dalom Batin.
c.Tarian Bedana


Tarian Bedana merupakan tarian muda mudi yang dilakukan atas kegembiraan yang dipentaskan di daerah lampung. Tari bedana yang diyakini bernapaskan agama Islam merupakan tari tradisional, mencerminkan tata kehidupan masyarakat Lampung yang ramah dan terbuka sebagai simbol persahabatan dan pergaulan.

d.Tari Melinting



Tari Melinting merupakan Tarian yang menjadi aset Bandar Lampung sejak dahulu kala yang merupakan peninggalan dari Ratu Melinting. Keagungan Ratu Melinting yang tersohor pada jaman itu. Dimana para penarinya hanya sebatas putera dan puteri Ratu Melinting yang di pentaskan di Balai Adat. Pada waktu dulu Tarian Melinting hanya dilakukan dilingkungan keraton atau keluarga, sekarang tarian ini dilakukan secara umum dan biasanya untuk penyambutan tamu.
e.Tari Merak



Tari Merak banyak dipentaskan di seluruh Indonesia bahkan ada beberapa provinsi juga memiliki Tari Merak. Begitu juga dengan lampung memiliki tarian merak yang berfungsi untuk penyambutan gelar. sebuah tari yang mengisahkan kehidupan burung merak yang serba indah. Tarian ini melambangkan keluhuran budi dan susila rakyat Lampung.


4.Senjata Tradisioal.

 
Masyarakat Lampung sebetulnya mengenal banyak ragam senjata dalam kehidupannya. Namun, sebagian telah mengalami kepunahan akibat kemajuan teknologi dan pengaruh perkembangan zaman. Adapun dari penelusuran arkeologi yang dilakukan para budayawan dan sejarahwan Lampung ditemukan adanya 4 jenis senjata yang hingga kini masih sering digunakan. Keempat senjata tradisional Lampung tersebut yaitu Terapang, Payan, Badik, dan Candung.

1. Senjata Tradisional Terapang 



Senjata tradisional Lampung yang pertama dan yang paling populer adalah terapang atau tekhapang. Terapang adalah keris khas Lampung yang kerap digunakan para bangsawan pada masa silam untuk menjaga diri dari serangan musuh. Adapun untuk masa sekarang, senjata ini lebih sering digunakan dalam ritual adat, misalnya sebagai pelengkap pakaian adat pengantin pria Lampung. Para pengantin pria membawa senjata ini sebagai lambang keberanian dan tanggung jawabnya terhadap keselamatan istrinya kelak. Terapang sebetulnya tidak ditemukan di semua daerah di Lampung. Daerah Tulang Bawang Udik dan Lampung Utara, yakni dalam kebudayaan masyarakat Lampung Abung saja-lah kita bisa menjumpainya. Berdasarkan penelusuran arkelogis, diketahui bahwa keris khas Lampung ini telah ada semenjak zaman kekuasaan Kerajaan Tulang Bawang di sekitar abad ke 12.

2. Senjata Tradisional Payan 



Para ahli sejarah meyakini bahwa Payan merupakan senjata tradisional Lampung yang usianya paling tua. Peninggalan arkeologis di situs purbakala Pugung Raharjo dan dan situs peninggalan Islam Benteng Sari menujukan bahwa senjata ini telah digunakan berabad-abad lamanya sebagai salah satu senjata bagi prajurit kerajaan Tulang Bawang. Payan adalah semacam tombak dengan gagang yang cukup panjang, yakni sekitar 150 cm sd 180 cm. Mata tombaknya sendiri terbuat dari besi dengan ujung yang melancip. Berikut adalah kenampakan dari senjata tradisional satu ini.

3. Senjata Tradisional Badik 




Kita mungkin lebih mengenal badik sebagai salah satu senjata tradisional khas Sulawesi. Namun, tahukah Anda bila dalam budaya masyarakat Lampung, senjata ini juga sangat populer digunakan masyarakatnya untuk melindungi diri, baik dari serangan musuh maupun serangan binatang buas. Badik selalu menemani keseharian pria Lampung, terutama para pria muda yang selalu menyelipkan senjata tikam ini di ikat pinggangnya. Penelusuran arkeologis memperkirakan bahwa badik mulai dikenal masyarakat Lampung dari budaya masyarakat Bugis yang merantau ke Lampung di masa silam. kemiripan bentuk dan kesamaan fungsi membuat teori ini cukup banyak diyakini. Bentuk dari senjata tradisional Lampung jenis tikam ini bisa Anda lihat pada gambar berikut.

4. Senjata Tradisional Candung.



Di antara semua senjata tradisional Lampung, inilah senjata yang paling sering digunakan, bahkan hingga saat ini. ya, candung sebetulnya merupakan perkakas rumah tangga yang selalu digunakan ketika berladang, bekerja di dapur, maupun untuk melindungi diri ketika tengah berada di hutan. Candung adalah sebilah golok biasa. Panjangnya sekitar 30 sd 50 cm dengan bilat terbuat dari baja atau logam lainnya, sementara gagangya terbuat dari kayu. Berdasarkan kegunaannya, candung dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu candung rampak alu (digunakan di dapur atau keperluan sehari-hari), candung kawik (digunakan pria untuk bekerja), dan candung lancip (digunakan untuk keperluan khusus seperti menyembelih hewan atau berperang). Di daerah Lampung pesisir, candung juga disebut dengan nama Laduk.

5.Etnis Lampung yang biasa disebut Lampung-Ulun (Ulun Lampung, Orang Lampung) secara tradisional geografis adalah suku yang menempati seluruh provinsi Lampung dan sebagian provinsi Sumatera Selatan bagian selatan dan tengah. Orang Lampung yang dimaksud adalah penduduk asli yang sudah mendiami daerah Provinsi Lampung jauh sebelum kedatangan kaum transmigran dan berbagai pendatang dari suku bangsa lain. Jumlah populasi mereka sekarang sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk pendatang yang kebanyakan berasal dari Jawa. Karena jumlah penduduk yang berasal dari Jawa jauh lebih banyak maka pengaruh kebudayaan Jawa pada pergaulan antar suku bangsa di Lampung masa sekarang cukup besar.

6.Bahasa Suku Lampung
Bahasa Lampung terbagi ke dalam dialek Abung yang dipakai oleh kelompok masyarakat beradat Pepadun dan dialek Pubiyan yang dipakai oleh kelompok masyarakat beradat Peminggir. Van Royen membagi bahasa Lampung menjadi kelompok dialek nyo dan dialek api. Menurut para ahli Indonesia sendiri, bahasa Lampung yang disebut behasou Lampung atau umung Lampung atau cewo Lampung, masih dapat dibagi menjadi dua dialek, yaitu dialek Lampung Belalau dan dialek Lampung Abung, yang masing-masing dibedakan atas dasar pengucapan a dan o. Dialek Lampung Belalau (dialek a) terbagi atas beberapa subdialek, yaitu Jelma Doya (Sungkai), Pemanggilan Peminggir, Melinting Peminggir, dan Pubian. Dialek Lampung Abung (dialek o) terbagi atas dua subdialek, yaitu Abung dan Tulangbawang. Orang Lampung mempunyai aksara sendiri yang disebut surat Lampung atau huruf Lampung (hampir sama dengan tulisan kuno orang Rejang, Serawai, dan Pasemah). Abjad yang dipakai nampaknya mengacu kepada huruf Dewa Nagari asal dari bahasa Sanskerta.

7.Upacara Adat Suku Lampung
A.Upacara Pernikahan
Dalam hal perkawinan ada 2 jenis Status Perkawinan, yaitu:
a. Djujor
Djujor adalah proses dimana Muli yang diambil oleh Mekhanai untuk menjadi istrinya, maka sang Mekhanai dan Keluarganya harus menyerahkan atau membayar Uang Adat kepada ahli si Muli berdasarkan permintaan dari ahli Keluarga si Muli. Sedangkan permintaaan si Muli kepada sang Mekhanai disebut Kiluan juga harus dibayar atau dipenuhi oleh sang Mekhanai Kiluan yang menjadi hak si Muli.

b. Semanda Raja Raja
Pada Semanda Raja Raja awalnya sang pria setelah pernikahan harus tinggal terlebih dahulu di tempat si wanita dengan tidak ditentukan masanya, artinya si suami boleh menunggu istrinya di rumah mertuanya sampai mati atau boleh juga untuk beberapa bulan atau beberapa tahun saja. Tetapi bisa juga bila keduanya sepakat dan menginginkan tinggal di tempat lain yang menurut perkiraan mereka akan mendapat kehidupan yang lebih baik maka keluarga kedua belah pihak tidak boleh menahannya.

B.Upacara Adat Yang Bersifat Sakral
Upacara jenis ini lebih berhubungan dengan kepercayaan, alur transendental dan aura mistis. Upacara dan Ritual jenis ini diantaranya:

  • Upacara Ngebabali - Upacara jenis ini dilaksanakan saat membuka huma atau perladangan baru disaat membersihkan lahan untuk ditanami atau pada saat mendirikan rumah dan kediaman yang baru atau juga untuk membersihkan tempat angker yang mempunyai aura gaib jahat. 
  • Upacara Ngambabekha - Upacara ini dilaksanakan saat hendak Ngusi Pulan (membuka hutan) untuk dijadikan Pemekonan (Perkampungan) dan perkebunan, karena diyakini Pulan Tuha [hutan rimba] memiliki penunggunya sendiri. Upacara ini dilakukan dimaksudkan untuk mengadakan perdamaian dan ungkapan selamat datang agar tidak saling mengganggu. 
  • Upacara Ngumbai Lawok - Upacara ini adalah ungkapan syukur masyarakat pesisir atas hasil laut dan juga untuk memohon keselamatan kepada sang pencipta agar diberikan keselamatan saat melaut, dalam ritual ini dikorbankan kepala kerbau sebagai simbol pengorbanan dan ungkapan terimakasih kepada laut yang telah memberikan hasil lautnya kepada nelayan.
8.Alat Musik :
    Bende
    Cetik/Gamolan Peking
    Serdam
    Kompang/Khaddap
    Gambus lunik atau Gambus anak buha
    Kerenceng atau Terbangan
    Sekhdap dan Bekhdah
    Akordion atau Harmonium
    Membling
    Gendang
 

Sumber : https://dtechnoindo.blogspot.co.id/2017/07/kebudayaan-provinsi-lampung.html

2.BENGKULU.

1.Rumah Adat.


Rumah adat bengkuluDalam bahasa melayu Bengkulu, rumah tempat tinggal dinamakan juga “Rumah”. Rumah tradisional Bengkulu termasuk tipe rumah panggung. Rumah panggung ini dirancang untuk melindungi penghuninya dari banjir. Disamping itu kolong rumah panggung juga dapat dipergunakan untuk menyimpan gerobak, hasil panen, alat-alat pertanian, kayu api, dan juga berfungsi sebagai kandang hewan ternak.

Bentuk rumah panggung melayu ini terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
Bagian atas rumah masyarakat Bengkulu terdiri dari :

  •     Atap, terbuat dari ijuk, bamboo, atau seng
  •     Bubungan, ada beberapa bentuk
  •     Pacu = plafon dari papan atau pelupuh
  •     Peran : balok-balok bagian atas yang menghubungkan
  •     Tiang-tiang bagian atas
  •     Kap : kerangka untuk menempel kasau
  •     Kasau : untuk mendasi reng
  •     Reng : untuk menempel atap
  •     Listplang, suyuk, penyunting
Bagian tengah terdiri dari :
  •     Kusen, kerangka untuk pintu dan jendela
  •     Dinding : terbuat dari papan atau pelupuh
  •     Jendela : bentuk biasa dan bentuk ram
  •     Pintu : bentuk biasa dan bentuk ram
  •     Tulusi (lubang angin) : ventilasi, biasanya di atas pintu dan jendela, dibuat dengan berbagai ragam hias
  •     Tinag penjuru
  •     Piabung : tiang penjuru hal
  •     Tiang tengah
  •     Bendu : balok melintang sepanjang dinding
Bagian bawah terdiri dari :
  •     Lantai, dari papan, bamboo, atau pelupuh
  •     Geladak, dari papan 8 dim dengan lebar 50cm dipasang sepanjang dinding luar di atas balok
  •     Kijing, penutup balok pinggir dari luar, sepanjang keliling dinding
  •     Balok (besar), kerangka untuk lantai yang memanjang ke depan
  •     Tailan : balok sedang yang berfungsi sebagai tempat menempelkan lantai
  •     Blandar : penahan talian, melintang

2.Baju Adat.
Baju Pengantin Bengkulu
Baju pengantin Bengkulu dibuat lebih mewah bagaikan raja dan ratu sehari dirangkai upacara adat pernikahan Bengkulu.



a. Baju Pengantin Pria Bengkulu
Baju pengantin pria Bengkulu terdiri dari pakaian sejenis jas tertutup dari bahan beludru hitam, merah tua atau biru tua yang bertaburkan corak-corak sulaman atau lempeng-lempeng emas dan dipadukan dengan celana sebatas lutut serta kain songket yang dililitkan dibagian pinggang. Sebagai pelengkap busana dikenakankan pula perhiasan kalung bersusun serta mahkota dengan hiasan gunjai-gunjai, pemakaian alas kaki beludru dengan corak-corak keemasan, sebilah keris dan gelang emas di tangan kanan.

b. Baju Pengantin Wanita Bengkulu
Baju pengantin wanita Bengkulu terbuat juga dari bahan Beludru hitam, merah tua atau biru tua serasi dengan baju pengantin pria Bengkulu. Selain itu terdapat kelengkapan lain berupa mahkota keemasan yang digunakan serta Perhiasan lain yang dikenakan berupa kalung bersusun, ikat pinggang, serta gelang emas pada kedua pergelangan tangan. Ditambahkan pula pemakaian alas kaki berupa selop bersulam emas.

*Pakaian Adat Pria Bengkulu 



Para pria bengkulu mengenakan pakaian adat yang terdiri atas jas, celana panjang, alas kaki dan tutup kepala. Jasnya terbuat dari bahan wol atau beludru berwarna hitam, celana terbuat dari bahan kain satin dengan warna gelap, dan tutup kepalanya dibuat mancung ke atas seperti halnya tutup kepala pada pakaian adat Melayu Riau. Tutup kepala ini dikenal dengan nama detar.

Penggunaan celana panjang umumnya akan disertai dengan lipatan sarung yang dipasang di pinggang setinggi lutut. Sarung tersebut adalah sarung songket yang ditenun menggunakan motif emas. Sesuai cara penggunaannya, oleh masyarakat Melayu Bengkulu, sarung ini diberi nama sarung segantung. Sebagai pelengkap penggunaan pakaian adat Bengkulu pada pria lazimnya juga dilengkapi dengan hiasan gelang emas di tangan kanan, serta sebilah keris yang menjadi senjata tradisional sarana perlindungan diri.

*Pakaian Adat Wanita Bengkulu 



Untuk pakaian wanita adat Bengkulu memiliki kesamaan dengan pakaian adat Melayu pada umumnya, yaitu berupa baju kurung lengan panjang yang dibuat dari kain beludru. Baju kurung ini dihiasi dengan motif sulaman emas berbentu bulat-bulat seperti lempengan uang logam. Warna yang paling dominan digunakan untuk baju kurung ini biasanya adalah warna-warna tua, seperti merah tua, lembayung, biru tua, dan hitam.

Baju kurung dipadukan dengan bawahan berupa kain songket berbahan sutra yang dihiasi dengan motif benang-benang emas. Sarung yang dikenakan para wanita umumnya serupa dengan sarung yang dikenakan pada pakaian adat pria Bengkulu.



Untuk mempercantik penampilan, selain mengenakan pakaian adat, para perempuan juga akan menggunakan beberapa aksesoris lainnya, di antaranya yaitu sanggul lengkap dengan tusuk konde, anting atau giwang emas, serta mahkota dengan hiasan kembang goyang, ikat pinggang, kalung bersusun, gelang emas di pergelangan tangan, serta sepasang alas kaki yang berupa slop bersulam emas. Dengan aksesoris-aksesoris tersebut, wanita Bengkulu yang terkenal cantik akan tampil menjadi lebih sempurna.

Kain Besurek dan Kain Kaganga Khas Adat Bengkulu
Selain terkenal dengan pakaian adat Bengkulu-nya, provinsi yang mempunyai bangunan benteng bersejarah – Fort Marlbourgh ini juga disebut mempunyai budaya batiknya sendiri. Batik khas bengkulu yang dikenal dengan nama batik besurek atau kain besurek ini adalah batik yang bermotifkan kaligrafi huruf Arab. Motifnya yang berupa potongan dari ayat-ayat Suci Al-Quran membuat batik ini dianggap begitu sakral dan tidak boleh dikenakan secara sembarangan.
Batik besurek hanya boleh dipakai untuk menutupi tubuh bagian atas, ikat kepala, alas bayi pada upacara cukur rambut, serta sebagai kain penutup jenazah. Selain penggunaan tersebut, tidak ada penggunaan lain yang diperbolehkan. Motif kaligrafi yang terdapat pada kain besurek dibuat dengan teknik batik tulis. Oleh karenanya saat ini kain besurek begitu sulit ditemukan seiring semakin sedikitnya pengrajin pakaian adat Bengkulu. Akan tetapi, jika beruntung kita dapat membeli batik khas Bengkulu ini di sekitar  pertokoan Anggut Atas, kota Bengkulu.




Selain batik Besurek, Bengkulu juga mengembangkan varian batik khas lainnya yang memang telah ada sejak dahulu. Batik tersebut adalah batik kaganga. Batik Kaganga tercipta dari tangan orang-orang suku Rejang yang terinspirasi dari batik besurek. Jika batik besurek dinilai terlalu sakral karena motifnya merupakan susunan ayat suci Al Quran, maka batik kaganga dinilai cenderung lebih luwes dari sisi penggunaannya. Batik kaganga adalah batik tulis yang motifnya merupakan susunan aksara Kaganga, aksara asli khas suku Rejang. Motif aksara kaganga pada batik Kaganga juga sering kali dipadukan dengan motif burung wallet atau bunga Raflesia Arnoldi. 

 3.Tari Tradisional.
 Setiap daerah di Indonesia pasti memiliki tarian tradisional atau musik tradisional nya sendiri sesuai dengan adat istiadat yang ada di daerah tersebut, di provinsi Bengkulu juga memiliki seni tari tradisional dan seni musik tradisional yang khas, seperti berikut ini :

Tarian Tradisional Provinsi Bengkulu :

    Tari Tombak Kerbau
    Tari Putri Gading Cempaka
    Tari Pukek
    Tari Andun
    Tari Kejei
    Tari Penyambutan
    Tari Bidadari Teminang Anak
    Tari Topeng


 4.Suku
Suku-suku bangsa yang mendiami Provinsi Bengkulu dapat dikelompokkan menjadi suku asli dan pendatang, meskipun sekarang kedua kelompok ini mulai bercampur  baur.Bahasa yang dominan dipakai adalah bahasa Rejang,yang banyak dipahami oleh sebagian besar penduduk, selain bahasa Melayu (bahasa Indonesia)dan bahasa Serawai.Di Pulau Enggano dipakai bahasa Enggano.Suku-suku pribumi mencakup suku-suku  berikut:
  •     Mukomuko, mendiami wilayah Kabupaten Mukomuko;
  •     Pekal, mendiami wilayah Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten Bengkulu Utara;
  •     Rejang,mediami wilayah Kabupaten Bengkulu Utara, Kepahiang, Rejang Lebong dan Lebong;
  •     Lembak, mendiami wilayah Kota Bengkulu dan Kabupaten Rejang Lebong;
  •     Serawai, mendiami wilayah Kabupaten Seluma dan Bengkulu Selatan;
  •     Pasemah, mendiami wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kaur;
  •     Kaur, mendiami wilayah Kabupaten Kaur;
  •     suku-suku pribumi Enggano (ada enam puak), mendiami Pulau Enggano. Suku bangsa pendatang meliputi Melayu , Jawa (dari Banten),Bugis, Madura, minangkabau, Batak, Sunda,dan lain-lain.
Penduduk asli pendukung kebudayaan tertua di Bengkulu terdiri dari 4 suku bangsa  besar, yakni:
  •     Suku Melayu, sebagian besar bermukim di di Kotamadya Bengkulu.
  •     Suku Rejang, tersebar di Kabupaten Lebong, Rejang Lebong dan sebagian Bengkulu Utara.
  •     Suku Serawai, yang mendiami Kabupaten Bengkulu Selatan
  •     Suku Engano, yang bermukim di Pulau Enggano. Orang Melayu merupakan kelompok etnik yang terbesar jumlahnya diantara penduduk yang bermukim di wilayah propinsi Bengkulu. Alkisah, orang Melayu Bengkulu ini merupakan percampuran antara suku bangsa asli Bengkulu dengan orang-orang Melayu  pendatang dari Jambi, Riau, Palembang, Minangkabau, dan daerah-daerah lainnya di sebelah selatan.
  • 5. Bahasa
  • Rumpunan bahasa yang terdapat dan digunakan di Provinsi Bengkulu antara lain sebagai berikut:
  • Bahasa Ra-Hyang atau Re-Hyang (Rejang).
  •  Bahasa Enggano (Pulau Perempuan).
  • Bahasa Lampung.
  •  Bahasa Malayu Ippoh (Muko-muko, Lubuk Pinang, Bantal, Lima Koto, Ketahun, Pasar Bengkulu, dsb).
  • Bahasa Malayu Lembak (Tanjung Agung, Dusun Besar, Pada Dewa, dsb).
  •  Bahasa Malayu Kotamadya Bengkulu.
  •  Bahasa Malayu Serawai dan Pasemah (Pha-semah) yang penyebarannya meliputi Manna, Tais, Kepalak Bengkerung, Tanjung Sakti, Padang Guci, Kedurang, Kaur, dsb.
  • Bahasa Malayu Bintuhan. Tiga komunitas bahasa, yaitu Rejang, Enggano dan Lampung tidaklah termasuk dalam kelompok rumpunan Bahasa Malayu yang dikemukakan sebelumnya. Tiga etnik ini memiliki kelompok rumpunan bahasa tersendiri, dan etnik inilah yang merupakan penduduk asli negeri Bengkulu
6. Alat Musik Tradisional
Di provinsi Bengkulu terdapat alat musik yang cukup terkenal, yaitu Dol. Alat musik ini berbentuk mirip gendang yang dimainkan dengan cara ditabuh. Masyarakat Bengkulu dari anak-anak sampai dewasa sangat akrab dengan alat musik Dol. Alat musik lain yang dapat ditemukan di provinsi Bengkulu yaitu gong, kerilu, serdap, gendang, kolintang, serunai, biola, rebana, dan rebak. Selain itu terdapat pula alat musik tradisional seperti serdaun, yang merupakan alat musik tabuh tradisional yang dapat dijumpai dalam tradisi masyarakat Rejang Lebong.
7. Lagu Daerah Bengkulu
Jenis lagu daerah bengkulu sangat beranekaragam. Ada yang dilantunkan dalam upacara adat, pengiring kesenian atau pada waktu bermain. Ada lagu yang bercorak bahasa Rejang, Melayu Bengkulu, Pasemah, atau bahasa daerah Bengkulu lain. Beberapa nama lagu daerah tersebut, seperti Toy Botoy-Botoy, Bekatak Kurang Kariak, Ding Kedinding Ambin Umbut, Sekundang Setungguan, Ratu Samban.
8. Senjata Tradisional
Sewar/Badik
Setiap suku di Nusantara memiliki senjata tradisional yang digunakan dalam keperluan sehari-hari, misalnya berburu, mencari kayu, membela diri, atau keperluan upacara adat. Suku-suku bangsa si Bengkulu mengenal berbagai bentuk senjata tradisional antara lain Keris, Kuduk, Panah, Rudus, dan Sewar/Badik.


Sumber :   https://dtechnoindo.blogspot.co.id/2017/06/kebudayaan-dan-kesenian-provinsi.html
 

 




 
Share:

No comments:

Post a Comment

Clock

visitor

Search This Blog

Blog Archive

Powered by Blogger.

Song

Budaya Jawa

Mengenal Budaya Jawa Menurut kamus KBBI, Budaya diartikan sebagai pikiran, akal budi, atau adat istiadat. Menurut Koentjaraningrat seba...

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.